CINTA

  Nama gua Latifah. Sahabat gua bilang sih gua itu cewek yang tomboy. Beda banget sama nama gua yang artinya lembut. Dan gua heran sama sahabat gua ini. Karena sekarang dia jadi suami gua.
                ***
  Sejuk udara pagi gua hirup lamat-lamat. gua buka jendela. Embun pagi masih melekat di udara, membiaskan setiap jengkal pandangan. gua terkejut saat dekapan lembut menerpa jemari gua. Yaaa ampuun. Pagi-pagi sudah mau mesra-mesraan gini. Ia membawa secangkir teh dengan aromanya yang khas.
  "Ifah, eeemmm, manis banget teh ini, lu mau coba gak?". Kata suami gua sambil menjulurkan tanganya. "Coba siniin sayang, biar ifah coba, enak gak yaaa teh buatan suami ifah" kata gua dengan nada yang selembut-lembutnya. Padahal biasanya gua teriak-teriak kalo ngomong. Hehe. Lalu gua cicipin dah teh buatan suami gua itu. Serupuuut. Gua lihat Ada seringai jahat di muka suamu gua.
  "Fahmi, Manis dari cina! Ini teh gak ada gulanya di bilang manis, nyesel gua nyicipin ah" kata gua sambil nyodorin teh nya.
"Coba gua cicipin sinih" kata suami gua sambil tersenyum.
"Tadi memang sengaja gua gak kasih gula, tapi setelah lu cicipin,  teh ini jadi manis, bahkan lebih manis dari gula cina yang paling manis".
Aw. Gua terkena panah dari panahnya gombalan lelaki. Walaupun suami gua bilang gua itu cewek tomboy, tetep aja gua tersenyum sipu. Gua cubit perutnya. Berkali-kali. Sampe kami berdua terjatuh. Tertawa lepas. "Indahnya dunia ini" ujar gua dalam hati.
              *** 
  Gua kenal sama si fahmi_ bocah culun yang suka di buly sama temen-temen sekelas termasuk gua_ itu sejak kelas satu sd. Tumbuh bersama, di kampung yang sama. Walau sempat terpisahkan ruang dan waktu. Tapi Tuhan itu lebih tahu jalan mana yang bakal di tempuh oleh setiap hambanya hambanya. Gua gak pernah nyangka kalau imam yang terbaik buat gua itu adalah orang yang dulu sering sekali gua jahilin. Karena cinta itu datangnya dari tuhan. Karena tuhanlah yang menciptakan cinta.
   "Jangan pernah mencintai cinta yang coba lu tanamkan di hati lu. Tapi cintailah cinta yang akan tuhan titipkan di hati lu dengan keikhlasan yang setulusnya"

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

3 komentar

komentar
10 Mei 2016 pukul 22.47 delete

Afwan, alangkah bagus jika menggunakan Aku atau Saya. Buat pembaca luar Jakarta agak bingung baca kebanyakan gua, ,nanti dikira gua : lubang di pinggir bukit atau bawah gunung. Semangaaat. .

Reply
avatar
10 Mei 2016 pukul 22.47 delete

Afwan, alangkah bagus jika menggunakan Aku atau Saya. Buat pembaca luar Jakarta agak bingung baca kebanyakan gua, ,nanti dikira gua : lubang di pinggir bukit atau bawah gunung. Semangaaat. .

Reply
avatar
12 Mei 2016 pukul 02.01 delete

So sweet. Btw setuju dg usul mb eka. Tp mgkn mas rizki ingin lebih berasa unsur lokalnya dg memakai kata pengganti gua (atau gue yg bener ya?)

Reply
avatar